Makalah study tour Yogyakarta 2012

YOGYAKARTA
SURGA WISATA DI PULAU JAWA











Disusun oleh:
-
-
-
-
-
-
SMPN 1 CIKONENG
Tahun 2013/2013





KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan limpahan karunia-Nya Karya Tulis Ilmiah sederhana ini dapat terselesaikan secara maksimal dan didukung oleh keluarga saya,bapak dan ibu guru panitia penyelenggara karya wisata dan para guru pembimbing
 Karya wisata ini memberikan banyak sekali tambahan wawasan dan pengetahuan kepada siswa siswi SMPN 1 cikoneng Didalam karya tulis ini hanya sebatas ilmu yang bisa di sajikan,sebagai tuntutan tugas dari sekolah. ”.Dimana didalam topik tersebut ada beberapa hal yang bisa kita pelajari khususnya tempat – tempat wisata yang ada di Yogyakarta yang indah dan menawan.
Demikian persembahan karya tulis ini semoga bermanfaat
Ciamis 2012
Penyusun:

................




HALAMAN JUDUL........................................................................................................... ..... i
 2.5      Taman pintar
2.6     kraton yogyakarta
2.7      kasongan


Yogyakarta atau Jogja adalah sebuah kota beserta merangkap sebagai ibukota provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kota Jogja terletak dipulau jawa yang berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Tengah dan berbatasan dengan samudra Hindia. Kota Jogja sering disebut juga sebagai kota budaya dan pelajar.
Yogyakarta adalah kota  yang terkenal akan sejarah dan warisan budayanya. Yogyakarta  merupakan pusat kerajaanMataram (1575-1640), dan sampai sekarang ada Kraton (Istana) yang masih berfungsi dalam arti yang sesungguhnya. Yogyakarta juga memiliki banyak candi berusia ribuan tahun yang merupakan peninggalan kerajaan-kerajaan besar jaman dahulu, di antaranya adalah Candi Borobudur yang dibangun pada abad ke-9 oleh dinasti Syailendra.Selain warisan budaya, Yogyakarta memiliki panorama alam yang indah dan atmosfir kesenian yang sangat kental didalamnya. Dalam hal kebudayaan propinsi Yogyakarta masih sangat kental dengan budaya Jawanya. Dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya seolah tak terpisahkan dan sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat setempat
Dalam berkomunikasi, bahasa pengantar sehari-hari umumnya masyarakat Yogyakarta menggunakan bahasa Jawa. Propinsi Yogyakarta merupakan salah satu pusat bahasa dari sastra Jawa seperti bahasa parama sastra, ragam sastra, bausastra, dialek, sengkala serta lisan dalam bentuk dongeng, japamantra, pawukon, dan aksara Jawa.
Tempat-tempat pariwisatanya pun juga sangat mengesankan. Tak ayal turis mancanegara banyak yang singgah di tengah-tengah pulau jawa yang eksotik ini. Karena itulah sudah sepantasnya generasi muda khususnya siswa SMPN 1 Cikoneng berkunjung untuk menimba ilmu ke Yogyakarta. Paling tidak bisa mengetahui sedikit seluk beluk mengenai Yogyakarta. Karena itulah kita sebagai generasi muda sangat tidak etis jika kita tidak pernah berkunjung ke Yogyakarta dan tidak mengenal history tentang jogja,karena jogja mempunyai sejarah yang panjang dalam terbentuknya pemerintahan NKRI mulai zaman kerajaan sampai sekarang . Jogja tetap istimewa dimata dunia .
1.2.1        Menambah ilmu pengetahuan, wawasan yang umum dan luas.
1.2.2        Mengenal tempat-tempat wisata di jogja yang indah dan dipelihara di Indonesia.
1.2.3        Mengetahui asal usul dari tempat-tempat wisata di jogja.
1.2.4        Menumbuhkan rasa cinta tanah air



1.3.1        Candi Prambanan
-          Dimana lokasi candi prambanan
-          Bagaimana sejarah berdirinya candi prambanan?
-          Apa keistimewaan candi prambanan?
-          Bagaimanan bentuk bangunan candi prambanan?

1.3.2        Museum Dirgantara Mandala (AURI)
-          Dimana lokasi museum dirgantara mandala?
-          Bagaimana kronologi berdirinya museum dirgantara mandala?
-          Apa keistimewaan dari museum dirgantara mandala?

1.3.3        Candi Borobudur
-          Dimana lokasi candi Borobudur?
-          Bagaimana sejarah dari candi Borobudur?
-          Bagaimana bentuk bangunan candi Borobudur?
-          Apa arti dari nama candi Borobudur?

1.3.4        Malioboro
-          Dimana tepatnya lokasi jalan malioboro?
-          Bagaimana asal-usul nama yang dipakai pada jalan malioboro?
-          keunikan malioboro?

1.3.5        taman pintar
-dimana tempat lokasi taman pintar.?
-bagaimana asal usul taman pintar.?
-keunikan taman pintar.
-      zona apa saja yang ada di taman pintar.?

1.3.6        keraton yogjakarta
-dimana tempat lokasi keraton yogyakarta.?
-sejarah keraton yogjakarta.
-Keunikan keraton yogjakarta.

1.3.7 Kasongan
-dimana tempat lokasi kasongan.?
-sejarah keraton kasongan.
-Keunikan keraton kasongan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.1        Lokasi Candi Prambanan

Candi Prambanan terletak di desa Prambanan, Pulau Jawa, Kurang lebihnya jarak dengan Yogyakarta adalah sekitar 20 Km ke arah timur dan 40 Km Barat Surakarta  dan bisa juga berlokasikan 120 Km dari Kota Semarang.

  Candi Prambanan mempunyai lokasi yang unik, yakni terletak di antara dua perbatasan yakni 
Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah. Candi Prambanan sendiri sering terkadang bisa disebut Candi Rara Jonggrang dan terletak di desa Prambanan dan berwilayah di Sleman dan Klaten.
2.1.2        Sejarah
candi Hindu terbesar di Asia Tenggara, Candi Prambanan Merupakan bangunan yang dibangun di abad ke-10 pada masa pemerintahan dua raja, Rakai Pikatan dan Rakai Balitung. Candi Prambanan Menjulang setinggi 47 meter (5 meter lebih tinggi dari Candi Borobudur), berdirinya candi ini telah memenuhi keinginan pembuatnya, menunjukkan kejayaan Hindu di tanah Jawa.Candi ini terletak 17 kilometer dari pusat kota Yogyakarta, 40 km barat Surakarta dan 120 km selatan Semarang, persis di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada bagian tengah area candi ini dibangun taman.
Ada sebuah legenda yang selalu diceritakan masyarakat Jawa tentang candi ini. Alkisah, lelaki bernama Bandung Bondowoso mencintai Roro Jonggrang. Karena tak mencintai, Jonggrang meminta Bondowoso membuat candi dengan 1000 arca dalam semalam. Permintaan itu hampir terpenuhi sebelum Jonggrang meminta warga desa menumbuk padi dan membuat api besar agar terbentuk suasana seperti pagi hari. Bondowoso yang baru dapat membuat 999 arca kemudian mengutuk Jonggrang menjadi arca yang ke-1000 karena merasa dicurangi. Oleh banyak kalangan Candi Prambanan kerap disebut sebagai Candi Loro Jonggrang.
Pada 1733, candi Prambanan ini ditemukan oleh CA. Lons seorang berkebangsaan Belanda. Kemudian pada 1855 Jan Willem IJzerman mulai membersihkan dan memindahkan beberapa batu dan tanah dari bilik candi. Beberapa waktu kemudian Isaäc Groneman melakukan pembongkaran besar-besaran dan batu-batu candi tersebut ditumpuk secara sembarangan di sepanjang Sungai Opak.
Pada 1902-1903, Theodoor van Erp memelihara bagian yang rawan runtuh. Pada tahun 1918-1926, dilanjutkan oleh Jawatan Purbakala (Oudheidkundige Dienst) di bawah P.J. Perquin dengan cara yang lebih metodis dan sistematis, sebagaimana diketahui para pendahulunya melakukan pemindahan dan pembongkaran beribu-ribu batu tanpa memikirkan adanya usaha pemugaran kembali.
Pada 1926 dilanjutkan De Haan hingga akhir hayatnya pada 1930. Pada 1931 digantikan oleh Ir. V.R. van Romondt hingga pada 1942 dan kemudian diserahkan kepemimpinan renovasi itu kepada putra Indonesia dan itu berlanjut hingga 1993.
Banyak bagian candi yang direnovasi, menggunakan batu baru, karena batu-batu asli banyak yang dicuri atau dipakai ulang di tempat lain. Sebuah candi hanya akan direnovasi apabila minimal 75% batu asli masih ada. Oleh karena itu, banyak candi-candi kecil yang tak dibangun ulang dan hanya tampak fondasinya saja.
Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke timur. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain itu, masih terdapat dua candi apit, empat candi kelir, dan empat candi sudut. Sementara, halaman kedua memiliki 224 candi.
Memasuki candi Siwa yang terletak di tengah dan bangunannya paling tinggi, Anda akan menemui empat ruangan. Satu ruangan utama berisi arca Siwa, sementara tiga ruangan lain masing-masing berisi arca Durga (istri Siwa), Agastya (guru Siwa), dan Ganesha (putra Siwa). Arca Durga itulah yang disebut-sebut sebagai arca Roro Jonggrang dalam legenda yang diceritakan di atas.
Di candi Wisnu yang terletak di sebelah utara candi Siwa, Anda hanya akan menjumpai satu ruangan yang berisi arca Wisnu. Demikian juga candi Brahma yang terletak di sebelah selatan candi Siwa, Anda juga hanya akan menemukan satu ruangan berisi arca Brahma.
Candi pendamping yang cukup memikat adalah candi Garuda yang terletak di dekat candi Wisnu. Candi ini menyimpan kisah tentang sosok manusia setengah burung yang bernama Garuda. Garuda merupakan burung mistik dalam mitologi Hindu yang bertubuh emas, berwajah putih, bersayap merah, berparuh dan bersayap mirip elang.
Diperkirakan, sosok itu adalah adaptasi Hindu atas sosok Bennu (berarti ‘terbit’ atau ‘bersinar’, biasa diasosiasikan dengan Dewa Re) dalam mitologi Mesir Kuno atau Phoenix dalam mitologi Yunani Kuno. Garuda bisa menyelamatkan ibunya dari kutukan Aruna (kakak Garuda yang terlahir cacat) dengan mencuri Tirta Amerta (air suci para dewa)
Candi Prambanan juga memiliki relief candi yang memuat kisah Ramayana. Menurut para ahli, relief itu mirip dengan cerita Ramayana yang diturunkan lewat tradisi lisan. Relief lain yang menarik adalah pohon Kalpataru yang dalam agama Hindu dianggap sebagai pohon kehidupan, kelestarian dan keserasian lingkungan. Di Prambanan, relief pohon Kalpataru digambarkan tengah mengapit singa. Keberadaan pohon ini membuat para ahli menganggap bahwa masyarakat abad ke-9 memiliki kearifan dalam mengelola lingkungannya.
Pada 27 Mei 2006 gempa bumi dengan kekuatan 5,9 pada skala menghantam daerah Bantul dan sekitarnya. Gempa ini menyebabkan kerusakan hebat terhadap banyak bangunan dan kematian pada penduduk di sana. Salah satu bangunan yang rusak parah adalah kompleks Prambanan, khususnya candi Brahma. Hingga saat ini perbaikan masih terus dilakukan dan beberapa di antaranya sudah rampung.
Untuk mencapai Prambanan, cukup mudah, dengan berbagai macam pilihan penerbangan Anda bisa sampai ke Yogyakarta dan dari pusat kota gudeg tersebut, Anda bisa menyewa mobil atau taksi menuju ke candi Prambanan dengan waktu tempuh sekitar setengah jam

2.1.3        Keistimewaan
Candi Prambanan adalah pengejawantahan peradaban Hindu di tanah Jawa. Hal ini dapat dilihat dari struktur candi yang menggambarkan inti kepercayaan dalam agama Hindu, yaitu Trimurti. Kompleks Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain itu, masih terdapat 2 candi apit, 4 candi kelir, dan 4 candi sudut. Sementara, halaman kedua memiliki 224 candi.
Keistimewaan Candi Prambanan lainnya yang wajib disaksikan oleh wisatawan adalah keindahan relief-reliefnya yang menempel di dinding candi. Kisah Ramayana menjadi relief utama candi ini. Namun, relief lain yang tak kalah menarik adalah pohon kalpataru yang dalam agama Hindu dianggap sebagai pohon kehidupan, kelestarian, dan keserasian lingkungan. Di Prambanan, relief pohon kalpataru digambarkan tengah mengapit singa. Keberadaan pohon ini menggambarkan betapa masyarakat Jawa abad ke-9 memiliki kearifan dalam mengelola lingkungannya.
Bagi pengunjung yang ingin menuntaskan keingintahuannya terhadap seluk-beluk Candi Prambanan, pengunjung dapat menyambangi sebuah museum yang juga berada di kompleks candi. Di museum ini, pengunjung dapat menikmati audio visual tentang sejarah ditemukannya Candi Prambanan hingga proses renovasinya secara lengkap. Bagi wisatawan yang berkunjung bersama keluarga, di Candi Prambanan juga terdapat taman bermain untuk anak-anak dan kereta mini yang dapat mengantarkan pengunjung mengelilingi kawasan wisata tersebut.
Salah satu event wisata yang sayang untuk dilewatkan adalah pementasan Sendratari Ramayana. Sendratari Ramayana adalah seni pertunjukan yang menyatukan ragam kesenian Jawa seperti tari, drama, dan musik dalam satu panggung dan satu momentum untuk menyuguhkan kisah Ramayana, epos legendaris karya Walmiki yang ditulis dalam bahasa Sanskerta. Kisah Ramayana yang dibawakan dalam pertunjukan ini merupakan penerjemahan dari relief yang terpahat di Candi Prambanan. Cerita Ramayana yang terpahat di candi ini mirip dengan cerita yang berkembang dalam tradisi lisan di India. Jalan cerita yang panjang dan menegangkan dirangkum dalam empat lakon atau babak, yaitu: penculikan Sinta, misi Anoman ke Alengka, kematian Kumbakarna atau Rahwana, dan pertemuan kembali Rama—Sinta. Pementasan ini sudah berjalan sejak tahun 1960-an dan dilaksanakan setiap bulan pada malam purnama.

2.1.4        Deskripsi Bangunan
Candi Prambanan berbentuk bangunan yang menjulang khas arsitektur Hindu, dan tata letak bangunan candi  berupa Mandala, seperti Borobudur. Sebagai simbol dunia/kosmos dalam ajaran  Hindu, candi dibagi dalam tiga bagian baik ke atas maupun ke samping. Bhurloka, yaitu bagian dasar candi, juga bujursangkar luar menggambarkan dunia bawah. Tempat untuk orang biasa, tempat yang kotor di mana angkara banyak terjadi. Daerah ini bukan daerah suci. Bhuvarloka, yaitu bagian tengah candi dan bujursangkar tengah pada komplek candi, melambangkan 'dunia tengah' sebuah tempat bagi mereka yang telah meninggalkan nafsu duniawi yang kemudian dalam Hindu di kenal dengan nama San Yasin. Tempat di mana orang mulai mendapat pencerahan.Svarloka, yaitu puncak candi, dan bujursanngkar paling dalam melukiskan dunia para dewa, tempat paling suci, dan bermahkota.
Candi Prambanan memiliki tiga candi utama di halaman utama yang sama-sama menghadap ke timur, yaitu Candi Wisnu (di sebelah utara), Brahma(di sebelah selatan), dan Siwa (di tengah). Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu, tiga candi itu disebut dengan candi Wahana, yaitu kendaraan dari masing-masing dewa tersebut. Selain itu, masih terdapat dua candi apit, empat candi kelir, dan empat candi sudut. Sementara, halaman kedua memiliki 224 candi.
Candi Prambanan merupakan Candi Siwa karena selain bilik utama dari candi induk ditempati Dewa Siwa sebagai Maha Dewa. Ukuran candinyapun lebih besar dari pada candi yang lainnya. Candinya sendiri berukuran dasar 17x17 m dan ini berdiri di atas suatu soubasement yang berukuran 34x34 m, tinggi candi keseluruhannya adalah 47 m yang berdiri di atas suatu pondasi. Percandian Prambanan merupakan replica gunung itu terbukti dengan adanya arca-arca dewa Lokapala yang terpahat pada kaki candi Siwa.
Candi Siwa ini memiliki empat pintu masuk sesuai dengan keempat arah mata angin. Pintu utama menghadap ke timur dengan tangga masuknya yang terbesar. Di kanan-kirinya berdiri dua buah arca raksasa penjaga dengan membawa ganda yang merupakan manifestasi dari Siwa itu sendiri. Di dalam candi terdapat empat ruangan yang menghadap keempat arah mata angin dan mengelilingi ruangan terbesar yang ada ditengah-tengah. Dasar kaki candi dikelilingi selasar yang dibatasi oleh pagar langkan. Pada dinding langkan sebelah dalam terdapat relief cerita Ramayana yang dapat diikuti dengan caraPradaksina (berjalan searah jarum jam) mulai dari pintu utama. Hiasan-hiasan pada dinding sebelah luar berupa Kinari-kinari (makhluk bertubuh burung berkepala manusia), Kalamakara (kepala raksasa yang lidahnya berwujud sepasang mitologi) dan makhluk surgawi lainnya. Atap candi bertingkat-tingkat dengan susunan yang amat komplek masing-masing dihiasi sejumlah Ratna(batu mulia) dan puncaknya terdapat ratna terbesar.
Relung (berbentuk seperti kubah) sisi selatan terdapat arca Bhatara Guru yaitu Agastya, yang dilukiskan berdiri di atas padmasana atau singgasana. Bhatara Guru ini digambarkan sebagai pendeta yang mempunyai janggut tebal serta berperut gendut. Tangan kanannya dilipat ke depan dada dan tangan kiri memegang kendi Kamandalu. Di samping tangan kanannya terdapat tombak yang ujungnya berbentuk trisula. Tombak trisula tersebut dilukiskan dalam posisi berdiri, terlihat seperti ditancapkan pada sebuah tempat tombak. Dipundak kirinya terdapat camara. Bagian belakang arca terdapat prabhamandala yang berbentuk oval tanpa hiasan.
Relung di sisi barat terdapat arca Ganeca, dewa yang berkepala gajah ini adalah anak dewa Siwa. Arca ini dilukiskan mempunyai empat buah tangan. Tangan bagian belakang sebelah kanan membawa tasbih (aksamala) dan sebelah kiri memegang kapak kecil. Cawan berbentuk tengkorak dipegang tangan kiri depan dan patahan gading dipegang di tangan kanan depan. Ujung belalainya dimasukkan kedalam cawan itu yang menggambarkan bahwa ia tak pernah puas meneguk ilmu pengetahuan. Pada mahkotannya terdapat tengkorak dan bulan sabit sebagai tanda bahwa ia anak Siwa Kepalanya memakai hiasan jata makuta yang tersusun. Telinganya dilukiskan cukup lebar, memakai upawita yang berbentuk ukar, serta ikat dada seperti untaian mutiara. Perutnya buncit. Ganeca ini tampak duduk bersila dengan kedua telapak kakinya berhadapan.
Di relung sisi utara terdapat arca Durga Mahisasuramardini. Dalam cerita rakyat setempat arca ini dikenal sebagai arca Lara Jonggrang. Arca tersebut dilukiskan berdiri di atas punggung kerbau dengan ekornya ditarik oleh salah satu tangannya. Arca Durga ini mempunyai delapan tangan. Tangan sebelah kanan memegang cakra berapi, kadga (pedang pendek), anak panah (sara) dan terdepan menarik ekor kerbau yang diinjak. Tangan kirinya memegang Sangkha bersayap, perisai (khetaka), busur serta menarik rambut asura yang berdiri di samping kirinya. Lembu yang diinjak dewi Durga ini dalam posisi mendekam ke arah kiri dan kepala kerbau diinjak oleh asura yang memegang gada. Asura ini dilukiskan berambut keriting, mata melotot dan mulut setengah terbuka. Durga tampak memakai pakaian mewah kepalanya memakai hiasan Jatamakuta dengan hiasan bunga, pada jamangnya mempunyai bentuk dasar yang melebar dan tebal. Simbarnya memakai hiasan roset
Selain itu, di sisi bagian dalam terdapat relief-relief yang menceritakan tentang kisah Ramayana. Dari semua relief itu, diceritakan Rama merupakan reinkarnasi dari Dewa Wisnu. Shinta adalah istri Rama dan Laksmana adalah adik Rama, mereka berdua pergi ke hutan. Banyak peristiwa yang terjadi selama mereka dalam perjalanan ke hutan. Shinta diculik oleh Rahwana, seorang raksasa yang jahat dan dilarikan ke Kerajaan Rahwana di Alengka. Rama mendapat bantuan dari Hanoman, raja dari Kerajaan Kera. Prajurit dari Kerajaan Kera dipimpin oleh Rama bergerak ke Alengka. Bagian cerita ini sampai pada saat prajurit kera membuat jembatan yang menghubungkan ke Kerajaan Alengka.
Sedangkan Candi Brahma terletak di sebelah candi Siwa, bentuk dan ukurannya lebih kecil. Luas dasarnya 20 meter persegi dan tingginya 37 meter. Ditinjau dari segi arsitektur seperti halnya candi Siwa candi ini juga terdiri dari tiga bagian yaitu kaki, badan dan atap candi. Kaki candi yang tingginya 3,30 m mempunyai hiasan yaitu sebuah relung yang berisi motif prambanan, berupa singa diapit oleh dua pohon kalpataru penuh dengan bunga-bunga teratai biru, putih dan merah yang di bawahnya ada kinara dan kinari (makhluk setengah manusia setengah dewa). Badan candi Brahma berdiri di atas sebuah lapik yang sangat tinggi berukuran 2,80 m yang memiliki bagian-bagian perbingkaian bawah, dinding dan perbingkaian atas. Atap candi Brahma terdiri atas tiga tingkatan yang makin lama makin kecil ukurannya, dan diakhiri oleh suatu kemuncak dengan puncaknya sebuah amalaka tinggi dan besar.
Pada badan candi terdapat bilik candi yang di dalamnya terdapat arca Brahma. Arca dilukiskan berkepala empat yang masing-masing mukanya menghadap ke empat arah mata angin. Keempat kepala masing-masing memakai jatamakuta bersusun tiga. Bagian atasnya terdapat ikatan rambut yang berupa untaian mutiara. Demikian juga jamangnya pada setiap dahi arca terdapat hiasan roset yang amat indah. Hiasan telinganya dipahat dengan sangat indah berupa untaian yang menjulur sampai ke bahu kiri dan kanan. Tangannya berjumlah empat, kiri depan dalam posisi lurus kebawah sambil memegang kendi, tangan kiri belakang sebatas siku dilipat keatas sambil membawa camara. Demikian juga tangan kanan depan dilukiskan dalam posisi ke bawah dengan memegang suatu benda yang tidak begitu jelas, sedangkan tangan kanan belakang sebatas siku dilipat dan dilukiskan sedang memegang tasbih.Keempat tangan ini dilukiskan mengenakan gelang rangkap tiga yang berbentuk untaian mutiara. Kedua tangan depannya baik yang sebelah kiri maupun kanan memakai kelat bahu.
Dan relief yang terdapat pada candi Brahma merupakan lanjutan dari cerita Ramayana, tetapi ada beberapa bagian yang tidak cocok karena perbaikan candi yang rusak disebabkan gempa.
Candi Wisnu sendiri merupakan salah satu candi utama yang terletak di halaman pertama di samping candi Siwa dan candi Brahma, apabila candi Brahma terletak di sebelah kanan atau selatan candi Siwa, maka candi Wisnu terletak di sebelah kiri atau sebelah utara candi Siwa. Wisnu termasuk tokoh kedua sesudah Brahma, sedang Siwa merupakan tokoh ketiga. Di dalam mitologi India, Brahma adalah dewa perusak (prajapati). Wisnu adalah dewa pemelihara (shiti) dan Siwa adalah dewa perusak (praline). Dengan demikian, jelas bahwa candi Wisnu merupakan salah satu candi yang mempunyai arti penting disamping candi Siwa dan Brahma.
Secara vertikal bangunan candi Wisnu terdiri dari tiga bagian yaitu kaki candi, badan candi dan atap candi. Kaki candi Wisnu berdenah bujur sangkar terdiri dari dua tingkat, penampil depan di sebelah timur berfungsi sebagai pintu masuk ke bilik candi. Kaki candi tingkat I mempunyai ukuran lebih luas dari pada bagian dasar kaki candi tingkat II sehingga di bagian dasar kaki candi tingkat I berbentuk selasar yang berfungsi sebagai lorong atau jalan untuk mengelilingi badan candi. Badan candi terletak di atas kaki candi. Pada badan candi terdapat bilik candi dengan ukuran ruangan panjang 5,36 m, lebar 5,35 m dan tinggi 11,5 m. di dalam bilik candi terdapat arca Wisnu. Bagian paling atas candi yaitu atap candi. Atap candi Wisnu terdiri dari lima tingkat disusun makin ke atas makin kecil dan bagian atas setiap tingkat dihiasi dengan bentuk-bentuk amalaka kecil, sedang puncak atap berupa amalaka besar.
Arca utama pada candi Wishnu dalam posisi berdiri diatas umpak berbentuk yoni, yang dipahatkan menjadi satu dengan stela berbentuk lengkung. Jumlah tangannya ada empat, kedua tangan belakang ditekuk ke atas, kedua tangan depan terletak di kanan kiri pinggul dalam posisi sedikit ditekuk ke depan. Atribut pada tangan kanan belakang adalah cakra berbentuk lidah api, pada tangan kiri belakang adalah sangka bersayap. Pada tangan depan terdapat gada, pegangan gada terletak di sebelah atas. Pada telapak tangan kiri depan terdapat tanda khas yaitu Sriwatsa (segitiga).
Dewa ini digambarkan berkepala satu dalam posisi tegak. Perhiasan pada kepala berupa jatamakuta dengan jamang simbar lima serta sumping dan anting-anting menjulur ke bahu. Kalung terdiri dari dua untaian. Pada dada terdapat ikat dada dan upawia berupa untaian berpilin. Kainnya berupa kain panjang hingga pergelangan kaki, sampurnya dua, uncal terletak di bawah sampur. Pada kaki terdapat gelang kaki.
Dan relief yang terdapat dalam candi Wisnu menggambarkan reinkarnasi Dewa Wisnu dalam bentuk lain. Cerita ini sangat populer di India tetapi kurang diketahui di Indonesia .
Candi Wahana merupakan kelompok candi yang terletak pada halaman pertama merupakan bagian terpenting setelah kelompok utama. Nama wahana mengandung pengertian kendaraan, yaitu nama binatang yang digunakan untuk kendaraan para dewa. Pemberian nama untuk kelompok candi didasarkan oleh adanya arca Nandini pada salah satu candinya yang dianggap sebagai kendaraan dewa Siwa yang terletak di depan candi Siwa. Selain candi Nandini yang terletak di depan candi Siwa, terdapat pula dua buah candi yang terletak di depan candi Brahma yaitu candi Angsa dan di depan candi Wisnu adalah candi Garuda.
Candi pendamping yang cukup memikat adalah Candi Garuda yang terletak di dekat Candi Wisnu. Candi ini menyimpan kisah tentang sosok manusia setengah burung yang bernama Garuda. Garuda merupakan burung mistik dalam mitologi Hindu yang bertubuh emas, berwajah putih, bersayap merah, berparuh dan bersayap mirip elang. Diperkirakan, sosok itu adalah adaptasi Hindu atas sosok Bennu (berarti 'terbit' atau 'bersinar', biasa diasosiasikan dengan Dewa Re) dalam mitologi Mesir Kuno atau Phoenix dalam mitologi Yunani Kuno. Garuda bisa menyelamatkan ibunya dari kutukan Aruna (kakak Garuda yang terlahir cacat) dengan mencuri Tirta Amerta (air suci para dewa).
Relief-relif lain yang terdapat pada candi prambanan yaitu relief burung yang nyata, relief-relief burung di Candi Prambanan begitu natural sehingga para biolog bahkan dapat mengidentifikasinya sampai tingkat genus. Salah satunya relief Kakatua Jambul Kuning (Cacatua sulphurea) yang mengundang pertanyaan. Sebabnya, burung itu sebenarnya hanya terdapat di Pulau Masakambing, sebuah pulau di tengah Laut Jawa.
Selain candi-candi utama dan pendamping di atas, juga terdapat dua candi apit yang luas dasarnya enam meter persegi dengan tinggi 16 meter. Ruangannya kosong. Keduanya terletak di dekat gerbang masuk, mengapit dua candi, di sebelah barat dan timur candi. Setiap candi Apit mempunyai satu pintu masuk yang menghadap ke arah utara dan selatan. Bentuk dan struktur candi Apit hampir sama dengan candi yang lain di kompleks Loro Jonggrang, hanya saja bentuk candi Apit kelihatan lebih ramping dibanding candi yang lain karena bagian kaki yang lebih tinggi. Suatu hal yang menarik dari candi Apit adalah adanya gambar singa dalam posisi duduk dengan mulut terbuka lebar, salah satu singa di depan kaki sedang bangun. Dan candi yang terletak di depan setiap gerbang masuk di sebelah selatan, utara, barat dan timur merupakan candi Kelir yang berfungsi sebagai penolak balak. Candi ini tidak memiliki tangga masuk, luas dasarnya sekitar 1,55 meter persegi dengan tinggi 4,10 meter. Sedangkan candi yang terletak di setiap sudut serambi yang terbuka dari candi utama di sebut dengan candi Sudut, ukurannya sama dengan candi Kelir. Dan keempat candinyapun tidak memiliki pintu masuk. Untuk lebih riilnya kita bisa observasi langsung di candi Prambanan untuk melihat bentuk bangunan dan relief-reliefnya sekaligus menikmati keindahan candi peninggalan Hindu ini.



2.2.1        Lokasi Museum Dirgantara Mandala (AURI)
Museum terletak di ujung Kabupaten Bantul perbatasan dengan Kabupaten Sleman dan tepatnya berada dikomplek Pangkalan Udara TNI AU Adisutjipto Yogyakarta, tidak jauh dari jalan raya rute bus Yogyakarta Solo dengan cek point SD Angkasa. Jarak dari pusat kota kurang lebih 6 kilometer ke arah timur. Museum ini dapat dijangkau dengan sarana transportasi sebagai berikut :
Kendaraan pribadi dapat langsung ke lokasi museum dengan pintu masuk tepat di sebelah SD Angkasa Lanud Adisutjipto di tepi jalan raya rute Yogya-Solo.
Dari terminal bus Yogyakarta,  dapat menggunakan bus jurusan  Solo atau bus kota jalur 7 menuju museum dengan cek point SD Angkasa.
Dari stasiun Tugu Yogyakarta,  menggunakan bus kota ke terminal bus dan dilanjutkan menuju museum dengan cek point SD Angkasa seperti tersebut pada butir 2.
Dari Bandara Adisutjipto menuju museum kurang lebih 3 km, dapat  menggunakan taksi atau kendaraan umum/bus-colt menuju ke Yogya, dengan cek point SD Angkasa.

2.2.2        Kronologi berdirinya Museum Dirgantara Mandala (AURI)
Museum TNI AU diresmikan pada tanggal 4 April 1969 oleh Panglima Angkatan Udara Laksamana Udara Rusmin Nuryadin berkedudukan di Makowilu V Tanah Abang Bukit, Jakarta.

Dengan pertimbangan antara lain bahwa Yogyakarta merupakan tempat lahir dan pusat perjuangan TNI AU periode 1945-1949 serta tempat penggodokan Karbol AAU, maka pada bulan November 1977 Museum AURI di Jakarta dipindahkan dan diintegrasikan dengan Museum di Ksatrian AAU di Pangkalan Adisutjipto, Yogyakarta, dan tanggal 29 Juli 1978 diresmikan sebagai Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala.

Mengingat semakin bertambahnya koleksi, maka pada tahun 1984 Museum dipindahkan ke Wonocatur menempati sebuah gedung bersejarah. Gedung tersebut semasa penjajahan Belanda adalah sebuah pabrik gula dan pada waktu pendudukan Jepang digunakan sebagai Depo Logistik. Pada bulan Oktober 1945 BKR dan para pejuang kemerdekaan berhasil merebut Pangkalan Udara Maguwo (sekarang Lanud Adisutjipto) dari tangan Jepang, termasuk segala unsur logistik dan fasilitasnya yang kemudian digunakan sebagai unsur kekuatan awal TNI Angkatan Udara.

2.2.3        Keistimewaan


2.3.1        Lokasi Candi Borobudur
Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta.
2.3.2        Sejarah Candi Borobudur
Banyak buku – buku sejarah yang menuliskan tentang Candi Borobudur akan tetapi kapan Candi Borobudur itu di dirikan tidaklah dapat di ketahui secara pasti
namun suatu perkiraan dapat di peroleh dengan tulisan singkat yang di pahatkan di atas pigura relief kaki asli Candi Borobudur ( Karwa Wibhangga )
menunjukan huruf sejenis dengan yang di dapatkan dari prasati di akhir abad ke – 8 sampai awal abad ke – 9
dari bukti – bukti tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa Candi Borobudur di dirikan sekitar tahun 800 M.

Kesimpulan tersebut di atas itu ternyata sesuai benar dengan dengan kerangka sejarah Indonesia pada umumnya dan juga sejarah yang berada di daerah jawa tengah pada khususnya
periode antara abad ke – 8 dan pertengahan abad ke – 9 di terkenal dengan abad Emas Wangsa Syailendra
kejayaan ini di tandai di bangunnya sejumlah besar candi yang di lereng – lereng gunung kebanyakan berdiri khas bangunan hindu sedangkan yang bertebaran di dataran – dataran adalah khas bangunan Budha tapi ada juga sebagian khas Hindu

Dengan demikian dapat di tarik kesimpulan bahwa Candi Borobudur di bangun oleh wangsa Syailendra yang terkenal dalam sejarah karena karena usaha untuk menjunjung tinggi dan mengagungkan agama Budha Mahayana.

Tahap Pembangunan Borobudur
* Tahap pertama
Masa pembangunan Borobudur tidak diketahui pasti (diperkirakan antara 750 dan 850 M). Pada awalnya dibangun tata susun bertingkat. Sepertinya dirancang sebagai piramida berundak. tetapi kemudian diubah. Sebagai bukti ada tata susun yang dibongkar.
* Tahap kedua
Pondasi Borobudur diperlebar, ditambah dengan dua undak persegi dan satu undak lingkaran yang langsung diberikan stupa induk besar.
* Tahap ketiga
Undak atas lingkaran dengan stupa induk besar dibongkar dan dihilangkan dan diganti tiga undak lingkaran. Stupa-stupa dibangun pada puncak undak-undak ini dengan satu stupa besar di tengahnya.
* Tahap keempat
Ada perubahan kecil seperti pembuatan relief perubahan tangga dan lengkung atas pintu.

PENEMUAN KEMBALI
Borobudur yang menjadi keajaiban dunia menjulang tinggi antara dataran rendah di sekelilingnya.

Tidak akan pernah masuk akal mereka melihat karya seni terbesar yang merupakan hasil karya sangat mengagumkan dan tidak lebih masuk akal lagi bila di katakan Candi Borobudur pernah mengalami kerusakan

Memang demikian keadaannya Candi Borobudur terlupakan selama tenggang waktu yang cukup lama bahkan sampai berabad – abad bangunan yang begitu megahnya di hadapkan pada proses kehancuran.
Kira – kira hanya 150 tahun Candi Borobudur di gunakan sebagai pusat Ziarah, waktu yang singkat di bandingkan dengan usianya ketika pekerja menghiasi / membangun bukit alam Candi Borobudur dengan batu – batu di bawah pemerintahan yang sangat terkenal yaitu SAMARATUNGGA,
sekitar tahun 800 – an dengan berakhirnya kerajaan Mataram tahu 930 M pusat kehidupan dan kebudayaan jawa bergeser ke timur

Demikian karena terbengkalai tak terurus maka lama – lama di sana – sini tumbuh macam – macam tumbuhan liar yang lama kelamaan menjadi rimbun dan menutupi bangunannya.
Pada kira – kira abad ke – 10 Candi Borobudur terbengkalai dan terlupakan.

Baru pada tahun 1814 M berkat usaha Sir Thomas Stamford Rafles Candi Borobudur muncul dari kegelapan masa silam.
Rafles adalah Letnan Gubernur Jendral Inggris, ketika Indonesia di kuasai / di jajah Inggris pada tahun 1811 M –1816 M.

Pada tahun 1835 M seluruh candi di bebaskan dari apa yang menjadi penghalang pemandangan oleh Presiden kedua yang bernama Hartman,
karena begitu tertariknya terhadap Candi Borobudur sehingga ia mengusahakan pembersihan lebih lanjut,
puing –puing yang masih menutupi candi di singkirkan dan tanah yang menutupi lorong – lorong dari bangunan candi di singkirkan semua sehingga candi lebih baik di bandingkan sebelumnya. 

Foto Pertama Candi Borobudur dari tahun 1873, bendera Belanda nampak pada stupa utama candi

PENYELAMATAN 1
Semenjak Candi Borobudur di temukan dimulailah usaha perbaikan dan pemugaran kembali bangunan Candi Borobudur
mula – mula hanya dilakukan secara kecil – kecilan serta pembuatan gambar – gambar dan photo – photo reliefnya.
Pemugaran Candi Borobudur yang pertama kali di adakan pada tahun 1907 M – 1911 M di bawah pimpinan Tuan Van erf dengan maksudnya adalah untuk menghindari kerusakan – kerusakan yang lebih besar lagi dari bangunan Candi Borobudur

Teras tertinggi setelah restorasi Van Erp

walaupun banyak bagian tembok atau dinding – dinding terutama tingkat tiga dari bawah sebelah Barat Laut, Utara dan Timur Laut yang masih tampak miring dan sangat mengkhawatirkan bagi para pengunjung maupun bangunannya sendiri namun pekerjaan Van Erp tersebut untuk sementara Candi Borobudur dapat di selamatkan dari kerusakan yang lebih besar.

Mengenai gapura – gapura hanya beberapa saja yang telah di kerjakan masa itu telah mengembalikan kejayaan masa silam,
namun juga perlu di sadari bahwa tahun – tahun yang di lalui borobudur selama tersembunyi di semak – semak secara tidak langsung telah menutupi dan melindungi dari cuaca buruk yang mungkin dapat merusak bangunan Candi Borobudur,
Van Erp berpendapat miring dan meleseknya dinding – dinding dari bangunan itu tidak sangat membahayakan bangunan itu,
Pendapat itu sampai 50 tahun kemudian memang tidak salah akan tetapi sejak tahun 1960 M pendapat Tuan Van erf itu mulai di ragukan dan di khawatirkan akan ada kerusakan yang lebih parah

PEMUGARAN CANDI BOROBUDUR
Pemugaran Candi Borobudur di mulai tanggal 10 Agustus 1973
prasati dimulainya pekerjaan pemugaran Candi Borobudur terletak di sebelah Barat Laut Menghadap ke timur
karyawan pemugaran tidak kurang dari 600 orang diantaranya ada tenaga – tenaga muda lulusan SMA dan SIM
bangunan yang memang diberikan pendidikan khususnya mengenai teori dan praktek dalam bidang Chemika Arkeologi ( CA ) dan Teknologi Arkeologi ( TA )

Teknologi Arkeologi bertugas membongkar dan memasang batu - batu Candi Borobudur sedangkan Chemika Arkeologi bertugas membersihkan serta memperbaiki batu – batu yang sudah retak dan pecah,
pekerjaan – pekerjan di atas bersifat arkeologi semua di tangani oleh badan pemugaran Candi Borobudur,
sedangkan pekerjaan yang bersifat teknis seperti penyediaan transportasi pengadaaan bahan – bahan bangunan di tangani oleh kontraktor
( PT NIDYA KARYA dan THE CONTRUCTION AND DEVELOPMENT CORPORATION OF THE FILIPINE ).

Bagian – bagian Candi Borobudur yang di pugar ialah bagian Rupadhatu yaitu tempat tingkat dari bawah yang berbentuk bujur sangkar sedangkan kaki Candi Borobudur serta teras I, II, III dan stupa induk ikut di pugar pemugaran selesai pada tanggal 23 Februari 1983 M di bawah pimpinan DR Soekmono dengan di tandai sebuah batu prasati seberat + 20 Ton.

Prasasti peresmian selesainya pemugaran berada di halaman barat dengan batu yang sangat besar di buatkan dengan dua bagian satu menghadap ke utara satu lagi menghadap ke timur
penulisan dalam prasasti tersebut di tanda tangani langsung oleh tenaga yang ahli dan terampil dari Yogyakarta yang bekerja pada proyek pemugaran Candi Borobudur. 
2.3.3        Bentuk Bangunan Candi Borobudur
Bangunan candi Borobudur berbentuk limas berundak dan apabila dilihat dari atas merupakan suatu bujur sangkar. Tidak ada ruangan dimana orang bisa masuk, melainkan hanya bisa naik sampai terasnya. Secara keseluruhan Bangunan candi Borobudur terdiri dari 10 tingkat atau lantai yang masing-masing tingkat mempunyai maksud tersendiri. Sebagai sebuah bangunan, candi Borobudur dapat dibagi dalam tiga bagian yang terdiri dari kaki atau bagian bawah, tubuh atau bagian pusat, dan puncak. Pembagian manjadi tiga tersebut sesuai benar dengan tiga lambang atau tingkat dalam suatu ajaran Budha yaitu Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu yang masing-masing mempunyai pengertian.
1)      Kamadhatu
Sama dengan alam bawah atau dunia hasrat atau nafsu. Dalam dunia ini manusia terikat pada hasrat atau nafsu dan bahkan dikuasai oleh hasrat dan kemauan atau nafsu. Dalam dunia ini digambarkan pada relief yang terdapat di kaki candi asli diman relief tersebut menggambarkan adegan dari kitab Karmawibangga yaitu naskah yang menggambarkan ajaran sebab akibat,serta perbuatan yang baik dan jahat. Deretan relief ini tidak tampak seluruhnya karena tertutup oleh dasar candi yang lebar. Hanya di sisi tenggara tampak relief yang terbuka bagi pengunjung.
2)      Rupadhatu
Sama dengan dunia antara atau dunia rupa, bentuk, wujud. Dalam dunia ini manusia telah meninggalkan segala hasrat atau nafsu tetapi masih terikat pada nama dan rupa, wujud, bentuk. Bagian ini terdapat pada tingkat 1-5 yang berbentuk bujur sangkar.
3)      Arupadhatu
Sama dengan alam atas atau dunia tanpa rupa, wujud, bentuk. Pada tingkat ini manusia telah bebes sama sekali dan telah memutuskan untuk selama-lamanya segala ikatan pada dunia fana. Pada tingkatan ini tidak ada rupa. Bagian ini terdapat pada teras bundar I, II dan III beserta stupa induknya.
Uraian bangunan secara teknis dapat dirincikan sebagai berikut:
1)      lebar dasar : 123 m (lebar dan panjang sama panjang, karena berbentuk bujur sangkar);
2)      tinggi bangunan : 35,4 m (setelah restorasi), 42 m (sebelum restorasi);
3)      jumlah batu (batu andesit) : 55.000 m3 (2.000.000 juta balok batu);
4)      jumlah stupa : 1 stupa induk,  72 stupa berterawang;
5)      stupa induk bergaris tengah : 9,9 m;
6)      tinggi stupa induk sampai bagian bawah : 7 m;
7)      jumlah bidang relief : 1.460 bidang (± 2,3 km sampai 3 km);
8)      jumlah patung Budha : 504 buah;
9)      tinggi patung Budha : 1,5 m.
Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Monumen ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang diatasnya terdapat tiga pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504 arca Buddha.
Bentuk Bangunan
- Denah Candi Borobudur ukuran panjang 121,66 meter dan lebar 121,38 meter.
– Tinggi 35,40 meter.
– Susunan bangunan berupa 9 teras berundak dan sebuah stupa induk di puncaknya. Terdiri dari 6 teras berdenah persegi dan3 teras berdenah lingkaran.
– Pembagian vertikal secara filosofis meliputi tingkat Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu.
– Pembagian vertikal secara teknis meliputi bagian bawah, tengah, dan atas.
– Terdapat tangga naik di keempat penjuru utama dengan pintu masuk utama sebelah timur dengan ber-pradaksina.
– Batu-batu Candi Borobudur berasal dari sungai di sekitar Borobudur dengan volume seluruhnya sekitar 55.000 meter persegi (kira-kira 2.000.000 potong batu)
Gambar Arca Budha dan Stupa Borobudur:
Bagaikan sebuah kitab, Borobudur menggambarkan sepuluh tingkatan Bodhisattya yang harus dilalui untuk mencapai kesempurnaan menjadi Buddha.

2.3.4        Nama Candi Borobudur
ASAL USUL NAMA BOROBUDUR
Banyak teori yang berusaha menjelaskan nama candi ini.
Salah satunya menyatakan bahwa nama ini kemungkinan berasal dari kata Sambharabhudhara, yaitu artinya "gunung" (bhudara) di mana di lereng-lerengnya terletak teras-teras.
Selain itu terdapat beberapa etimologi rakyat lainnya.

Misalkan kata borobudur berasal dari ucapan "para Buddha" yang karena pergeseran bunyi menjadi borobudur.
Penjelasan lain ialah bahwa nama ini berasal dari dua kata "bara" dan "beduhur".
Kata bara konon berasal dari kata vihara, sementara ada pula penjelasan lain di mana bara berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya kompleks candi atau biara dan beduhur artinya ialah "tinggi", atau mengingatkan dalam bahasa Bali yang berarti "di atas".
Jadi maksudnya ialah sebuah biara atau asrama yang berada di tanah tinggi.

Sejarawan J.G. de Casparis dalam disertasinya untuk mendapatkan gelar doktor pada 1950 berpendapat bahwa Borobudur adalah tempat pemujaan.
Berdasarkan prasasti Karangtengah dan Kahulunan, Casparis memperkirakan pendiri Borobudur adalah raja Mataram dari wangsa Syailendra bernama Samaratungga, yang melakukan pembangunan sekitar tahun 824 M.

Bangunan raksasa itu baru dapat diselesaikan pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani.
Pembangunan Borobudur diperkirakan memakan waktu setengah abad.
Dalam prasasti Karangtengah pula disebutkan mengenai penganugerahan tanah sima (tanah bebas pajak) oleh Çrī Kahulunan (Pramudawardhani) untuk memelihara Kamūlān yang disebut  Bhūmisambhāra.
Istilah Kamūlān sendiri berasal dari kata mula yang berarti tempat asal muasal, bangunan suci untuk memuliakan leluhur,
kemungkinan leluhur dari wangsa Sailendra.
Casparis memperkirakan bahwa Bhūmi Sambhāra Bhudhāra dalam bahasa sansekerta yang berarti "Bukit himpunan kebajikan sepuluh tingkatan boddhisattwa", adalah nama asli Borobudur.



2.4.1        Lokasi Malioboro
Kawasan Malioboro terletak di Jl. Malioboro, Kota Yogyakarta, DIY, Indonesia. Berjarak sekitar 800 m dariKeraton Ngayogyakarto.
2.4.2        Nama Malioboro
Asal Mula Nama Jalan Malioboro Yogyakarta yang merupakan sebuah tafsir tentang kearifan luhur atas seruas marga Sang Raja yang menautkan antara Keraton dan Merapi. Jalan Malioboro yang selama ini akrab bagi para wisatawan Yogyakarta yang tetap istimewa memang menyediakan aneka fasilitas belanja murah dan hemat selain juga yang mahal karena mutu.
Jalan raya itu telah ditata dan digunakan untuk keperluan upacara tertentu sekitar lima puluh tahun sebelum Inggris berkuasa di Jawa,” ungkap Peter Brian Ramsey Carey, “dan kemungkinan hal itu telah dikenal sebagai 'Jalan Maliabara' sejak awalnya.

Peter B.R. Carey mengungkapkan hal tersebut dalam tulisannya Jalan Maliabara ( 'Garland Bearing Street' ): The Etymology and Historical Origins of a much Misunderstood Yogyakarta Street Name yang terbit dalam jurnal  Archipel, Volume 27, 1984. Carey merupakan Emeritus Professor di Trinity College, Oxford, Inggris. Kini, dia juga menjabat sebagai Adjunct Professor di Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia.

Perdamaian Giyanti yang ditandatangani pada 22 Rabiulakhir 1680 dalam kalender Jawa, atau 12 Februari 1755, telah membagi kekuasaan Tanah Jawa menjadi Kasusunanan Surakarta dan Kasultanan Ngayogyakarta. Pembangunan bangunan inti Keraton Kasultanan Ngayogyakartaselesai pada 7 Oktober 1756, yang kemudian diperingati setiap tahunnya sebagai hari jadi Kota Yogyakarta. Bahasa Sansekerta telah berpengaruh dalam budaya dan sastra Jawa kuno. Carey menemukan sebuah petunjuk tentang asal nama Yogyakarta. Nama “Ngayogyakarta” rupanya berasal dari bahasa Sansekerta Ayodhya ( bahasa Jawa: “Ngayodya”), demikian hemat Carey.  Dari penjelasanCarey tersebut, sepertinya kita harus menghormati kearifan pendiri kota ini dengan tetap melafalkan "Yogya" meskipun nama kota ini kerap ditulis sebagai "Jogja".

Ayodhya, menurutnya, merupakan  kota dari Sang Rama, seorang  pahlawan India dalam wiracarita Ramayana. Demikian juga dengan nama Jalan “Maliabara”—atau yang biasa ditulis sebagai 
Malioboro—Carey berpendapat istilah itu diduga diadopsi juga dari bahasa Sansekerta “malyabhara”. 

Istilah Sansekerta “malya” ( untaian bunga ), “malyakarma” ( merawat untaian bunga ), “malyabharin” (menyandang untaian bunga)  menurut Carey dapat ditemukan dalam kisah Jawa kuno. Ketiganya bisa dicari dalam kitab Ramayana abad ke-9, kitab Adiparwa dan Wirathaparwaabad ke -10, dan Parthawijaya abad ke -14. Sayangnya, ungkap Carey dalam jurnal tersebut, istilah tersebut tampaknya tidak ditemukan dalam naskah kontemporer yang berkait dengan pendirian Keraton Ngayogyakarta oleh Mangkubumi pada pertengahan abad ke -18.
Namun, pada kenyataannya Jalan Maliabara menjadi rajamarga yang berfungsi sebagai jalan raya seremonial yang membelah jantung kota, menautkan hubungan sakral nan filosofis antara Keraton dan Gunung Merapi.

Carey mencoba menengok tradisi dalam kota India dengan jalan raya utama yang membentang dari Timur ke Barat dan dari Utara ke Selatan. “
Malioboro [ Maliabara ] membentang dari Selatan ke Utara,” ungkapnya, “dan kemungkinan sebagai rajamarga atau jalan sang raja.”

Sebagai jalan raya utama atau rajamarga,  segala upacara penyambutan tamu agung sejak gubernur lenderal di zaman Hindia Belanda sampai presiden di zaman sekarang selalu melintasi jalan bersejarah tersebut.

Penjelasan Carey dalam jurnal tersebut secara arif menegaskan kembali bahwa Maliabara bukan berasal dari nama “Marlborough” yang mengacu kepada sosok orang Inggris, John Churchill, First Duke of Marlborough ( 1650 -1722 ).
Argumen yang pernah disampaikan beberapa pihak bahwa Keraton Yogyakarta mengganti nama jalan utama ibu kota mereka karena begitu terkesan dengan Inggris dan Letnan - Gubernur Thomas Stamford Raffles,” tulis Carey, “harus jelas ditolak sebagai alasan yang tidak masuk akal.”

Dari pemeriksaan Carey tadi, tampaknya leluhur Kota Yogyakarta telah mentahbiskan nama “Maliabara” dengan merujuk bahasa Sansekerta “malyabhara”. Mungkin kita bisa menafsirkan makna sastrawinya sebagai “seruas marga sang raja dengan semarak untaian bunga - bunga”—keindahan yang sempurna.
2.4.3    keunikan    Malioboro
Pariwisata Yogyakarta memiliki pesona dan keunikan budaya yang sangat khas. Jangan suatu daerah menjadikan budaya dan tradisi masyarakat menjadi objek wisata yang dicari.Yogyakarta juga sangat kental dengan tradisi keratonnya, gedung bersejarah, pasar rakyat dengan segala keunikannya, kesibukan mahasiswa dan berbagai keunikan lainnya yang jarang kita dapatkan didaerah lain.

Kali ini kita akan melihat lebih dalam tentang jalan Malioboro yang sangat terkenal itu. Jalannya sih biasa saja, tetapi dengan segala keunikan para pedagang yang menjajakan berbagai pernik, batik, makanan, dan juga para pengamen mahasiswa yang membawa peralatan yang lengkap. Kalau kita duduk dan makan dilesehan berbagai angkringan di malam hari kita benar-benar merasakan kehangatan, keramahan dan keunikan Yogya.
Jalan Malioboro terletak di jantung Daerah Istimwewa Yogyakarta. Jalan tersebut berada antara jalan Jenderal Ahmad Yani dan jalan Abu Bakar Ali. Dijalan ini ada Kantor DPRD Di Yogyakarta.
Jalan Malioboro merupakan salah satu jalan dari tiga jalan di Kota Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta. Ujung timur jalan ini berada di perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Jalan ini merupakan poros Garis Imajiner Kraton Yogyakarta.
Terdapat beberapa obyek bersejarah di kawasan tiga jalan ini antara lain Tugu Yogyakarta, Stasiun Tugu, Gedung Agung, Pasar Beringharjo, Benteng Vredeburg dan Monumen Serangan Oemoem 1 Maret.
Jalan Malioboro sangat terkenal dengan para pedagang kaki lima yang menjajakan kerajinan khas jogja dan warung-warung lesehan di malam hari yang menjual makanan gudeg khas jogja serta terkenal sebagai tempat berkumpulnya para Seniman-seniman-seniman yang sering mengekpresikan kemampuan mereka seperti bermain musik, melukis, hapening art, pantomim dan lain-lain disepanjang jalan ini.
Jalan Malioboro memiliki sentuhan budaya, seni, dan karakter masyarakat Jawa Yogyakarta yang kental. Mulai dari adanya andong, becak, lapak-lapak masyarakat berjualan, pengamen dan sebagainya yang justru menjadi ciri yang khas dari Yogyakarta.Malioboro sebenarnya berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti karangan bunga, Malioboro menjadi kembang yang pesonanya mampu menarik wisatawan. Malioboro juga menjadi surga cinderamata di jantung Kota Jogja.

Pada awalnya jalan ini hanya dilewati oleh masyarakat yang hendak ke Keraton atau kompleks kawasan Indische pertama di Jogja seperti Loji Besar (Benteng Vredeburg), Loji Kecil (kawasan di sebelah Gedung Agung), Loji Kebon (Gedung Agung), maupun Loji Setan (Kantor DPRD). Namun keberadaan Pasar Gede atau Pasar Beringharjo di sisi selatan serta adanya permukiman etnis Tionghoa di daerah Ketandan lambat laun mendongkrak perekonomian di kawasan tersebut.

Orang-orang Tionghoa menjadikan Malioboro sebagai kanal bisnisnya, sehingga kawasan perdagangan yang awalnya berpusat di Beringharjo dan Pecinan akhirnya meluas ke arah utara hingga Stasiun Tugu. Sekarang pasar ini sangat ramai dan mewarnai Jalan Malioboro sebagai pusat belanja yang terkenal murah dan banyak ragamnya. Mulai dari pakaian batik, pernak pernik, sepatu, tas kulit, barang kerajinan dan seni.
Bagi penggemar cinderamata, Malioboro menjadi surga perburuan yang asyik. Banyak sekali yang dapat dilihat disini. Ada miniatur sepeda, becak, kapal vinisi, patung-patung prajurit keraton dan sebagainya. Berjalan kaki di bahu jalan sambil menawar aneka barang yang dijual oleh pedagang kaki lima akan menjadi pengalaman tersendiri.
Aneka cinderamata buatan lokal seperti batik, hiasan rotan, perak, kerajinan bambu, wayang kulit, blangkon, miniatur kendaraan tradisional, asesoris, hingga gantungan kunci semua bisa ditemukan dengan mudah. Jika pandai menawar, barang-barang tersebut bisa dibawa pulang dengan harga yang terbilang murah.

Selesai jalan-jalan sambil berbelanja, jika lapar kita bisa memilih berbagai menu di lapak-lapak lesehan yang tersedia. Selain beragam rasa harganya juga tergolong ekonomi. Untuk pulau kita bisa memilih becak atau andong.Datang ke Yogya belum dianggap datang kalau belum ke Jalan Malioboro begitu kata orang Yogya, mungkin kalimat ini ada benarnya kalau kita sudah kesana bisa merasakan keunikan Yogyakarta, yang pasti nama jalan ini sudah hampir sama dengan kota Jogja itu sendiri. Konon, ada yang bilang Jalan Malioboro yang terletak 800 meter di utara Kraton Yogyakarta ini, dulunya dipenuhi karangan bunga setiap kali kraton melaksanakan perayaan.
 Berbelanja Dimalioboro
Tempat ini akan memuaskan hasrat berbelanja barang-barang unik dengan harga yang lebih murah. Berbelanja di kawasan Malioboro serta Beringharjo, pastikan tidak tertipu dengan harga yang ditawarkan. Biasanya para penjual menaikkan harga dari biasanya bagi para wisatawan.Pengalaman lain dari wisata belanja ini ketika terjadi tawar menawar harga, dengan pertemuan budaya yang berbeda akan terjadi komunikasi yang unik dengan logat bahasa yang berbeda. Jika beruntung, bisa berkurang sepertiga atau bahkan separohnya.

Tak lupa mampir ke Pasar Beringharjo, di tempat ini kita banyak dijumpai beraneka produk tradisional yang lebih lengkap. Di pasar ini kita bisa menjumpai produk dari kota tetangga seperti batik Solo dan Pekalongan. Mencari batik tulis atau batik print, atau sekedar mencari tirai penghias jendela dengan motif unik serta sprei indah bermotif batik. Menjelang malam jalan Malioboro juga dipenuhi dengan aneka pedagang kuliner. Anda bisa menikmati aneka kuliner sembari duduk lesehan dan diiringi lagu-lagu dari para pengamen jalanan. Tersedia pula angkringan khas Jogja yang siap menjamu Anda dengan hidangan khasnya. Benar-benar asik bukan? So, ojo lali yo sempatkan diri Anda berkunjung ke Jogja.Untuk menuju ke Malioboro aksesnya sangat mudah karena terletak di pusat Kota Jogja. Jika Anda menggunakan kendaraan pribadi Anda dari Tugu Jogja terus menuju ke Selatan. Agar lebih mudah Anda bisa menanyakan ke penduduk local. Malioboro terus bercerita dengan kisahnya, dari pagi sampai menjelang tengah malam terus berdegup mengiringi aktifitas yang silih berganti. Tengah malam sepanjang jalan Malioboro mengalun lebih pelan dan tenang. Warung lesehan merubah suasana dengan deru musisi jalanan dengan lagu-lagu nostalgia.

Berbagai jenis menu makanan ditawarkan para pedagang kepada pengunjung yang menikmati suasana malam kawasan Malioboro.  Bagi penggemar cinderamata, Malioboro menjadi surga perburuan yang asyik. Banyak sekali yang dapat dilihat disini. Ada miniatur sepeda, becak, kapal vinisi, patung-patung prajurit keraton dan sebagainya. Berjalan kaki di bahu jalan sambil menawar aneka barang yang dijual oleh pedagang kaki lima akan menjadi pengalaman tersendiri.Aneka cinderamata buatan lokal seperti batik, hiasan rotan, perak, kerajinan bambu, wayang kulit, blangkon, miniatur kendaraan tradisional, asesoris, hingga gantungan kunci semua bisa ditemukan dengan mudah. Jika pandai menawar, barang-barang tersebut bisa dibawa pulang dengan harga yang terbilang murah.

Menyusuri sepanjang Malioboro memberi pengalaman tersendiri untuk Anda. Di sepanjang jalan, Anda bisa menjumpai berbagai macam souvenir khas Jogja seperti kerajinan perak, rotan, wayang kulit, batik dan juga blangkon. Aneka macam souvenir ini bisa Anda peroleh dengan harga terjangkau. Apalagi jika Anda pandai menawar. Beraneka macam jajanan khas Jogja seperti bakpia, pecel, es dawet dan sate gajih pun bisa Anda jumpai di sana. Selesai jalan-jalan sambil berbelanja, jika lapar kita bisa memilih berbagai menu di lapak-lapak lesehan yang tersedia. Selain beragam rasa harganya juga tergolong ekonomi. Untuk  pulau kita bisa memilih becak atau andong.
Kali ini kita akan melihat lebih dalam tentang jalan Malioboro yang sangat terkenal itu. Jalannya sih biasa saja, tetapi dengan segala keunikan para pedagang yang menjajakan berbagai pernik, batik, makanan, dan juga para pengamen mahasiswa yang membawa peralatan yang lengkap. Kalau kita duduk dan makan dilesehan berbagai angkringan di malam hari kita benar-benar merasakan kehangatan, keramahan dan keunikan Yogya.Malioboro itulah yang bisa sayaa ucapkan,mulai dari jalan,jajanan,pernak pernik,oleh-oleh,pakaian murah dan masih banyak lagi .itu semua bisa kita dapatkan di malioboro.

Suasana yang sejuk dan orang-orangnya yang ramah tamah membuat kita tidak akan melupakan kesan-kesan kita dimalioboro.pokoknya kalau diungkapkan dengan kata-kata tidak akan habisnya. Siang dan malam bagaikan sama saja tidak ada hal-hal yang membosan kan di malioboro. Hanya saja jika kalian mau berbelanja harus jeli dan jangan terkecoh. Karena biasanya para penjual akan menjual dengan harga yang terbilang tinggi,jadi jangan sungkan menawar.

Biasanya ada festival yang memeriahkan malioboro, siang malam dimalioboro seperti tidak ada pembatas bagi kita untuk menyelusuri malioboro lebih dalam lagi dan lebih lama lagi. Pesona jalan ini tak pernah pudar oleh jaman. Eksotisme Malioboro terus berpendar hingga kini dan menginspirasi banyak orang, serta memaksa mereka untuk terus kembali ke Yogyakarta. Seperti kalimat awal yang ada dalam sajak Melodia karya Umbu Landu Paranggi "Cintalah yang membuat diriku betah sesekali bertahan", kenangan dan kecintaan banyak orang terhadap Malioboro lah yang membuat ruas jalan ini terus bertahan hingga kini.Datang ke Yogya belum dianggap datang kalau belum ke Jalan Malioboro begitu kata orang Yogya, mungkin kalimat ini ada benarnya kalau kita sudah kesana bisa merasakan keunikan Yogyakarta, yang pasti nama jalan ini sudah hampir sama dengan kota Jogja itu sendiri. Konon, ada yang bilang Jalan Malioboro yang terletak 800 meter di utara Kraton Yogyakarta ini, dulunya dipenuhi karangan bunga setiap kali kraton melaksanakan perayaan.
2.5        taman pintar
2.5.1 Lokasi taman pintar
Taman Pintar berada di tengah pusat kota Yogyakarta. Selain berdekatan dengan beberapa objek wisata seperti Benteng Vredeburg dan Malioboro, letak taman ini juga tak jauh dari Istana Negara dan Kraton Yogyakarta. Lokasi yang strategis seperti ini yang membuat Taman Pintar mudah dikunjungi. 

2.5.2 sejarah taman pintar.
Sejak terjadinya ledakan perkembangan sains sekitar tahun 90-an, terutama Teknologi Informasi, pada gilirannya telah menghantarkan peradaban manusia menuju era tanpa batas. Perkembangan sains ini adalah sesuatu yang patut disyukuri dan tentunya menjanjikan kemudahan-kemudahan bagi perbaikan kualitas hidup manusia.
Menghadapi realitas perkembangan dunia semacam itu, dan wujud kepedulian terhadap pendidikan, maka Pemerintah Kota Yogyakarta menggagas sebuah ide untuk Pembangunan "Taman Pintar". Disebut "Taman Pintar", karena di kawasan ini nantinya para siswa, mulai pra sekolah sampai sekolah menengah bisa dengan leluasa memperdalam pemahaman soal materi-materi pelajaran yang telah diterima di sekolah dan sekaligus berekreasi.
Dengan Target Pembangunan Taman Pintar adalah memperkenalkan science kepada siswa mulai dari dini, harapan lebih luas kreatifitas anak didik terus diasah, sehingga bangsa Indonesia tidak hanya menjadi sasaran eksploitasi pasar teknologi belaka, tetapi juga berusaha untuk dapat menciptakan teknologi sendiri.Bangunan Taman Pintar ini dibangun di eks kawasan Shopping Center, dengan pertimbangan tetap adanya keterkaitan yang erat antara Taman Pintar dengan fungsi dan kegiatan bangunan yang ada di sekitarnya, seperti Taman Budaya, Benteng Vredeburg, Societiet Militer dan Gedung Agung.
Relokasi area mulai dilakukan pada tahun 2004, dilanjutkan dengan tahapan pembangunan Tahap I adalah Playground dan Gedung PAUD Barat serta PAUD Timur, yang diresmikan dalam  Soft Opening I tanggal 20 Mei 2006 oleh Mendiknas, Bambang Soedibyo.
Pembangunan Tahap II adalah Gedung Oval lantai I dan II serta Gedung Kotak lantai I, yang diresmikan dalam Soft Opening II tanggal 9 Juni 2007 oleh Mendiknas, Bambang Soedibyo, bersama Menristek, Kusmayanto Kadiman, serta dihadiri oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Pembangunan Tahap III adalah Gedung Kotak lantai II dan III, Tapak Presiden dan Gedung Memorabilia.
Dengan selesainya tahapan pembangunan, Grand Opening Taman Pintar dilaksanakan pada tanggal 16 Desember 2008 yang diresmikan oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono.

2.5.3 keunikan taman pintar
ZONA KHUSUS ANAK
Di antara Playground Arena terdapat Zona Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang khusus diperuntukkan bagi anak usia 2-7 tahun. Zona ini terbagi atas 2 gedung yaitu gedung barat dan gedung timur.
Karena sudah tidak memenuhi persyaratan umur, YogYES tidak bisa masuk ke dalam kedua gedung ini. Namun dari papan yang terpampang di depan gedung-gedung tersebut, kita bisa tahu bahwa gedung PAUD barat terdiri atas Ruang Tunggu, Ruang Sains dan Teknologi, Perpustakaan, Ruang Profesi, Ruang Budaya dan Religi. Sementara gedung PAUD timur terdiri atas Ruang Tunggu, Ruang Komputer Kids, Ruang Puzzle Balok, Ruang Pertunjukan dan Karaoke, serta Ruang Petualangan.

GEDUNG OVAL
Setelah mengitari Playground Arena dan melihat gedung-gedung PAUD dari depan, YogYES memutuskan untuk masuk ke dalam Gedung Oval. Untuk masuk ke dalam gedung ini, anak-anak hanya harus membayar Rp. 5000 rupiah, orang dewasa Rp. 10.000 rupiah, sementara tersedia harga khusus bagi tamu rombongan siswa dan guru.
Begitu masuk, kita akan sampai di ruang depan, dimana terdapat layar TV di lantai di sayap kanan dan kiri ruangan yang menayangkan video penelitian tentang terbentuknya alam semesta, kehidupan pra sejarah, dll. Dari ruang depan itu nampak sebuah terowongan pendek yang ternyata adalah sebuah terowongan bawah air yang menembus Aquarium Air Tawar. Dari balik kaca yang memisahkan terowongan dengan aquarium, nampak aneka jenis ikan air tawar mulai dari lele, gurami, dsb berenang-renang dengan bebas.
Keluar dari terowongan, YogYES dikejutkan oleh sebuah patung dinosaurus besar yang meraung mengerikan. Ternyata patung itu adalah "sambutan" bagi kita yang akan segera memasuki Dome Area (area kubah). Sebuah ruangan berbentuk lingkaran yang besar dan tinggi segera nampak. Di pinggir ruangan ini ada beberapa stand yang memeragakan alat-alat iptek sederhana seperti Whimshurst Machine, Generator Van de Graft, Air track (rel udara), peta kenampakan alam Indonesia lengkap dengan lampu-lampu kecil warna-warni yang menandai letak gunung, sungai, danau, dsb, pemadam kebakaran otomatis, pendeteksi banjir, tempat wudhu otomatis yang langsung menyala begitu kita injak lantainya, dsb. Beberapa gambar dan diorama kehidupan pra sejarah juga terdapat di lantai ini.
Setelah itu ada jalan memutar naik ke lantai 2 dengan foto tokoh-tokoh dunia seperti Copernicus, Einstein, dsb serta poster planet-planet tata surya kita di sepanjang dindingnya. Lantai 2 gedung oval berisi alat peraga tentang alam semesta, bumi kita, simulator gempa, simulator dan detector tsunami, peraga listrik, teknologi konstruksi, zona telekomunikasi dan try science around the world.
Selain Gedung Oval, masih ada lagi Gedung Kotak. Dalam gedung ini terdapat bioskop 4 Dimensi yang dapat Anda nikmati bersama kelurga. Cukup membayar Rp. 15.000 per orang untuk menonton satu film. Rencananya di Gedung Kotak ini juga akan terdapat Exhibition Hall, Ruang Audiovisual, Radio Anak jogja, Souvenir Counter, zona materi dasar dan penerapan iptek, laboratorium sains, serta Courses Classes.
Secara keseluruhan, Taman Pintar ini cukup representatif dan cukup mendidik, sehingga layak menjadi salah satu alternatif tempat wisata keluarga dan anak-anak.
2.5.4 zona yang ada di taman pintar.
·         Playground
Sebagai ruang publik dan penyambutan bagi pengunjung Taman Pintar. Menyediakan berbagai peralatan peraga yang menyenangkan bagi anak dan keluarga. Dapat diakses secara cuma-cuma/gratis
·         Gedung PAUD Barat dan Gedung PAUD Timur
Menampilkan peralatan peraga dan permainan edukasi bagi anak-anak, khususnya anak usia Pra-TK sampai dengan TK.
·         Gedung Oval - Kotak
Menampilkan berbagai peralatan peraga berbasis edukasi sains yang dikemas menyenangkan dan dapat diperagakan. Dapat diakses oleh semua lapisan pengunjung.
·         Gedung Memorabilia
Menampilkan peralatan peraga tentang pengetahuan sejarah Indonesia, seperti sejarah Kasultanan dan Paku Alaman Yogyakarta, Tokoh-tokoh Pendidikan, dan Tokoh-tokoh Presiden RI hingga saat ini
·         Planetarium
Menampilkan peralatan peraga berbentuk pertunjukan film pengetahuan tentang antariksa dan tata surya



2.6        keraton djogjakarta
2.6.1 lokasi keraton djogjakarta.
Keraton Yogyakarta berlokasi di pusat kota Yogyakarta. Halaman depan Keraton berupa Alun-alun Utara Yogyakarta dan halaman belakang Keraton berupa Alun-alun Selatan Yogyakarta.
2.6.2 sejarah keraton djogjakarta.
          Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta merupakan istanaresmi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Keraton adalah sebuah istana, yang mengandung arti, arti keagamaan, arti filsafat dan arti kebudayaan. Lokasi Keraton adalah bekas sebuah pesanggarahan yang bernama Garjitawati  yang digunakan untuk istirahat iring-iringan jenazah raja-raja Mataram (Kartasura dan Surakarta) yang akan dimakamkan di Imogiri. Versi lain menyebutkan lokasi Keraton merupakan sebuah mata air, Umbul Pacethokan, yang ada di tengah hutan Beringin. Sebelum menempati Keraton Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono I berdiam di Pesanggrahan Ambar Ketawangyang sekarang termasuk wilayah Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.
          Dalam buku “Arti Keraton Yogyakarta” karangan K.P.H Brongtodiningrat, disebutkan bahwa Keraton terletak di tengah-tengah, tetapi daerah Keraton membentang antara Sungai Code dan Sungai Winanga, dari utara ke selatan, dari Tugu sampai Krapyak. Nama kampung-kampung jelas memberi bukti, misalnya kampung Gandekan (tempat tinggal gandek-gandek/kurir), Wirobrajan (tempat tinggal prajurit-prajurit wirobraja), serta Pasindenan (penyanyi-penyanyi Keraton). Arsitek dari Keraton Yogyakarta adalah Sri Sultan Hamengku Buwono I. ketika muda, beliau bergelar Pangeran Mangkubumi Sukowati. Keraton Yogyakarta dibangun beberapa bulan pascaPerjanjian Giyanti pada tahun 1756 atau pada tahun Jawa 1682.

2.6.3 Bagian-Bagian Keraton

          Dengan luas 14.000 meter persegi, Keraton Yogyakarta terdiri dari berbagai bangunan, halaman dan lapangan. Kompleks Keraton dikelilingi tembok lebar yang disebut beteng  yang terdapat bgang atau jalan untuk menyimpan senjata dan amunisi, dan di keempat sudutnya terdapat bastion-bastion dengan lobang kecil untuk mengintai musuh.dari luar beteng itu dikelilingi parit lebar dan dalam. Terdapat lima buah plengkungatau pintu gerbang yang menghubungkan. Kompleks Keraton dari utara ke selatan yaitu:
a)    Tugu
Simbol bersatunya kawula lan Gusti bersatunya hamba dan Tuhan
b)    Kepatihan
Lambang godaan akan kedudukan atau kepangkatan. Di tempat inilah pada zamannya diselenggarakan kegiatan pemerintahan sehari-hari kerajaan. Sejak tahun 1945 kantor Perdana Menteri Kesultanan Yogyakarta ini menjadi kompleks kantor Gubernur/Kepala Daerah Istimewa dan PemProv DIY.
c)    Pasar Beringharjo
Berlokasi di sisi timur jalan Jend. A Yani, pasar Beringharjo sampai saat ini menjadi salah satu pasar induk di Yogyakarta. Sekarang pasar ini jauh berbeda dengan aslinya. Bangunannya yang megah terdiri dari tiga lantai dan dibagi dalam dua sektor barat dan timur yang dibatasi oleh jalan kecil. Pasar ini digambarkan sebagai pusat godaan setelah kita mengambil jalan lurus, yaitu berupa godaan akan wanita cantik, makanan yang lezat serta barang-barang mewah.
d)    Alun-alun utara
Dihias dengan pohon beringin 64.  Alun-alun mnggambarkan suasana “nglangut”; suasana tanpa tepi, suasana batin kita dalam semadi. Di tengah-tengahnya terdapat sepasang pohon beringin yang diberi pagar yang disebut denganWaringin Sengkeran/Ringin Kurung (beringin yang dipagari). Kedua pohon ini diberi nama Kyai Dewadaru dan Kyai Janadaru. Pohon beringin di tengah alun-alun menggambarkan suasana, seakan-akan kita berpisah dari diri kita sendiri.Pengurakan menggambarkan goda-goda dalam semadi. Pada zaman dahulu Alun-alun Lor digunakan sebagai tempat penyelenggaraan acara dan upacara kerajaan yang melibatkan rakyat banyak. Di antaranya adalah upacara garebeg serta sekaten.
e)    Pagelaran
Tiangnya berjumlah 64 yang menyiratkan usia Nabi Muhammad saat wafat jika dihitung berdasarkan penanggalan Jawa. Pada zamannya Pagelaran merupakan tempat para punggawa kesultanan menghadap Sultan pada upacara resmi. Dahulu tempat ini juga digunakan oleh Sultan untuk menyaksikan latihan perang di Alun-alun Lor.
f)     Siti Hinggil Lor
Kompleks Siti Hinggil secara tradisi digunakan untuk menyelenggarakan upacara-upacara resmi kerajaan. Pohon-pohon yang ditanam di sini  adalah pohon Mangga Cempora dan Soka yang mempunyai bunga halus panjang berkumpul menjadi satu dengan warna merah dan putih. Melambangkan bercampurnya benih manusia laki-laki dan perempuan.
g)    Kedaton/prabayeksa
Di muka gerbang terdapat sepasang arca raksasa Dwarapala yang dinamakanCinkorobolo disebelah timur dan Bolobuto di sebelah barat. Kompleks kedhaton merupakan inti dari Keraton seluruhnya. Halamannya kebanyakan dirindangi oleh pohon Sawo kecik. Kompleks ini setidaknya dapat dibagi menjadi tiga bagian halaman yaitu:
·         Pelataran Kedhaton merupakan bagian Sultan.
·         Keputren merupakan bagian istri (para istri) dan para puteri Sultan.Di tempat yang memiliki tempat khusus untuk beribadat. Pada zamannya tinggal para puteri raja yang belum menikah. Tempat ini merupakan kawasan tertutup sejak pertama kali didirikan hingga sekarang.
·         Kesatriyan, pada zamannya digunakan sebagai tempat tinggal para putera raja yang belum menikah. Bangunan utamanya adalah Pendapa Kesatriyan,Gedhong Pringgandani, dan Gedhong Srikaton. Bagian Kesatriyan ini sekarang dipergunakan sebagai tempat penyelenggaraan even pariwisata. Di antara Plataran Kedhaton dan Kesatriyan dahulu merupakan istal kuda yang dikendarai oleh Sultan.
h)   Bangsal kencana.
Bangsal adalah Joglo terbuka tanpa dinding. Sedang Joglo yang tertutup dinamakan Gedhong (gedung). Bangsal Kencono yang menghadap ke timur merupakan balairung utama istana. Di tempat ini dilaksanakan berbagai upacara untuk keluarga kerajaan di samping untuk upacara kenegaraan. Di keempat sisi bangunan ini terdapat Tratag Bangsal Kencana yang dahulu digunakan untuk latihan menari. Di sebelah barat bangsal Kencana terdapat nDalem Ageng Proboyakso yang menghadap ke selatan. Bangunan yang berdinding kayu ini merupakan pusat dari Istana secara keseluruhan. Di dalamnya disemayamkan Pusaka Kerajaan.Di sebelah utara nDalem Ageng Proboyakso berdiri Gedhong Jene sebuah bangunan tempat tinggal resmi Sultan yang bertahta. Bangunan yang didominasi warna kuning pada pintu dan tiangnya dipergunakan sampaiSultan HB IX. Oleh Sultan HB X tempat yang menghadap arah timur ini dijadikan sebagai kantor pribadi. Sedangkan Sultan sendiri bertempat tinggal di Keraton Kilen. Di sebelah timur laut Gedhong Jene berdiri satu-satunya bangunan bertingkat di dalam keraton, Gedhong Purworetno. Bangunan ini didirikan olehSultan HB V dan menjadi kantor resmi Sultan. Gedung ini menghadap ke arah bangsal Kencana di sebelah selatannya. Di selatan bangsal Kencana berdiriBangsal Manis menghadap ke arah timur. Bangunan ini dipergunakan sebagai tempat perjamuan resmi kerajaan. Di tempat ini pula sekarang berdiri bangunan baru, Gedhong Kaca sebagai museum Sultan HB IX.
i)     Sri manganti
pada zamannya digunakan sebagai tempat untuk menerima tamu-tamu penting kerajaan. Sekarang di lokasi ini ditempatkan beberapa pusaka keraton yang berupa alat musik gamelan. Selain itu juga difungsikan untuk penyelenggaraan even pariwisata keraton.
j)     Kemandungan Lor
Kompleks Kamandhungan Lor sering disebut Keben karena di halamannya ditanami pohon Keben. Kemandungan menggambarkan benih daslam kandungan ibu. Ditanami pula pohon mangga yang dalam bahasa jawa photon pelemmenggambarkan podo gelem, atas kemauan bersama, Pohon kepel yang menggambarkan bersatunya kemauan, bersatunya benih, bersatunya rasa, bersatunya cita-cita. Cengkir gading  adalah sejenis pohon kelapa yang kecil bentuknya, dipakai dalam upacar mitoni, yaitu memperingati sang bayi sudah tujuh bulan di dalam kandungan dan jambu dersono menggambarkan cinta kasih satu sama lain. Bangsal Ponconiti yang berada di tengah-tengah halaman merupakan bangunan utama di kompleks ini. Dahulu digunakan untuk mengadili perkara dengan ancaman hukuman mati dengan Sultan sendiri yang yang memimpin pengadilan. Kini bangsal ini digunakan dalam acara adat seperti garebeg dan sekaten.
k)    Kemagangan
Di sisi selatan kompleks Kedhaton terdapat Regol Kamagangan yang menghubungkan kompleks Kedhaton dengan kompleks Kemagangan. Gerbang ini begitu penting karena di dinding penyekat sebelah utara terdapat patung dua ekor ular yang menggambarkan tahun berdirinya Keraton Yogyakarta. Ditandai dalam bentuk condrosengkolo, yaitu memet atau penanda di pintu gerbang Kemagangan dan di pintu gerbang Gadung Mlati. Candrasengakolo yaitu cara penulisan angka tahun dengan kata-kata Jawa yang masing-masing kata mempunyai nilai angkanya sendiri-sendiri. Dalam bahasa jawa melambangkan “Dwi Naga Rasa Tunggal” yang secara visual diwujudkan dalam bentuk patung dua ekor ular naga yang ekornya saling melilit. Ular naga yang saling melilitkan ekor ini melambangkan sedang bersetubuh (rasa tunggal). Kepala ular naga yang menghadap ke timur menunjukkan arah/tempat kediaman para ksatria (laki-laki). Sedangkan kepala ular naga yang menghadap ke barat menunjukkan arah/tempat kediaman para puteri (wanita). Secara angka tahun dwi naga rasa tunggal itu dapat diartikan: dwi= 2, naga= 8, rasa= 6, dan tunggal= 1. Angka-angka itu dibaca dari belakang sehingga menjadi 1682 Jawa. Sedangkan untuk angka tahun Masehi 1682 itu menjadi 1756 M. warna naga merah sendiri memberikan symbol keberanian.
l)     Tarub Hagung
Tarub Hagung, merupakan bangunan 4 tiang dari pilar yang mempunyai bentuk empat persegi. Arfti bangunan ini adalah : siapa yang gemar semedi sujud kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, berada selalu dalam keagungan
m)  Bangsal Mangun-Tur-Tangkil,
Sebuah bangsal kecil yang terletak di tratag Sitihinggil. Jadi sebuah bangsal di dalam bangsal yang mempunyai arti bahwa di dalam badan kita (wadag) ada roh atau jiwa. Manguntur Tangkil berarti tempat yang tinggi untuk anangkil, yaitu menghadap Tuhan Yang Maha Kuasa dengan cara mengeheningkan cipta atau bersemedi. Di belakang bangsal ini terdapat sebuah bangsal lagi yang disebut bangsal Witono, yang mengandung arti wiwit ono (mulailah), merupakan awal kegiatan spiritual manusia mendekatkan diri dengan Tuhan.
n)   Kemandungan Kidul
Di ujung selatan jalan kecil di selatan kompleks Kamagangan terdapat sebuah gerbang, Regol Gadhung Mlati, yang menghubungkan kompleks Kamagangan dengan kompleks Kamandhungan Kidul/selatan. Di kompleks Kamandhungan Kidul terdapat bangunan utama Bangsal Kamandhungan. Terdapat jalan menyempit (dibuat sempit) yang kemudian melebar dan terang benderang, ini menggambarkan bayi yang telah lahir dengan selamat siap menjadi calon manusia.Jalan di kiri kanan ini disebut Pamengkang. Pamengkang berasal dari Mekangkang, posisi kaki yang berjauhan satu sama lain. Posisi ini menunjukkan keadaan seorang ibu yang akan melahirkan . disini bayi kemudian magang (kemagangan) menjadi calon manusia yang sesungguhnya. Di antara kompleks Kamandhungan Kidul dan Siti Hinggil Kidul terdapat jalan yang disebut denganPamengkang.
o)    Siti Hinggil Kidul
Arti dari Siti Hinggil yaitu tanah yang tinggi, siti : tanah dan hinggil : tinggi. Siti Hinggil Kidul digunakan pada zaman dulu oleh Sultan untuk menyaksikan para prajurit keraton yang sedang melakukan gladi bersih upacara Garebeg, tempat menyaksikan adu manusia dengan macan dan untuk berlatih prajurit perempuan,Langen Kusumo. Tempat ini pula menjadi awal prosesi perjalanan panjang upacara pemakaman Sultan yang mangkat ke Imogiri. Sekarang, Siti Hinggil Kidul digunakan untuk mempergelarkan seni pertunjukan untuk umum khususnya wayang kulit, pameran, dan sebagainya.
p)    Alun-Alun Kidul/Selatan
Alun-alun ini diberi pagar tembok kelilingnya, terletak dalam kompleks dalam Keraton. Pohon beringin hanya terdapat dua pasang. Sepasang di tengah alun-alun yang dinamakan Supit Urang (harfiah=capit udang) yang dipageri melambangkan bagian dari badan kita yang rahasia sekali. Supit urang menunjukkan perempuan. Lima buah jalan raya yang bertemu satu sama lain menggambarkan panca indra kita. Tanah berpasir belum teratur, lepas satu sama lainnya. Apa yang kita tanggap dengan panca indra kita belum teratur. Jika ada yang menadi perhatian, barulah teratur. Sepasang lagi di kanan-kiri gapura sisi selatan yang dinamakan Wok( berasal dari kata bewok, harfiaf=jenggot). Keliling alun-alun ditanami pohon Kweni dan Pakel artinya sang anak sudah wani (berani karena sudah akil balig)
q)    Krapyak .
          Krapyak ialah sebuah podium tinggi dari batu bata untuk Sri Sultan, untuk memperhatikan tentara atau kerabatnya memperlihatkan ketangkasan dalam mengepung, memburu atau mengejar rusa. Krapyak adalah gambaran asal roh-roh. Di sebelah utaranya terletak kampong Mijen, berasal dari perkataan Wiji (benih), jalan lurus ke utara, dikanan kiri dihiasi pohon Asem dan Tanjung, menggambarkan kehidupan sang anak yang lurus, bebas dari rasa sedih dan cemas, rupanya nengsemake serta di sanjung-sanjung (tanjung) selalu.
2.6.4Museum di Keraton Yogyakarta
a.    Museum Raden Saleh (Museum "lukisan tiga dimensi")
Museum lukisan terbagi menjadi dua bagian. Pertama, khusus yang dipakai untuk memajang karya-karya Raden Saleh. Di ruang ini terdapat lebih kurang 10 lukisan bergambar Sri Sultan dan permaisurinya di masing-masing kanvas dengan ukuran besar. Ada lukisan Djajeng Asmoro dan beberapa lukisan tak beridentitas serta foto-foto lama. Lukisan Raden Saleh sangat mirip dengan aslinya dan mata sang objek bisa mengikuti kemana pun posisi penonton. Sepatu Sri Sultan pun tampak seperti berpindah arah seirama dengan posisi penonton. Kedua, adalah gedung museum lukisan yang ada di sebelah utara. Gedung ini berisi beberapa klasifikasi ruang yang masing-masing berisi lukisan dan foto: keluarga Pakubuwana, ruang lukisan Patih Kasultanan Ngayogyakarta (Danurejo), ruang lukisan para putra/calon raja (Sri Sultan muda), ruang Sri Sultan Hamengkubuwana X, ruang istri-istri Sri Sultan, ruang silsilah trah Kraton Yogyakarta. Sedangkan di lorong utama gedung ini dipajang karya-karya lukisan yang menggambarkan suasana kraton maupun lukisan “sehari-hari” dalam Kraton.
b.    Museum Batik
Museum batik, diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwana X pada 31 Oktober 2005 yang menempati salah satu bangunan di kompleks kraton. Pada pintu masuk kita disuguhi oleh sesosok patung sedang membatik. Di dalamnya tersimpan koleksi kain batik, topeng batik, foto-foto pemakaian kain batik dan para pemberi hibah, kemudian bahan dan alat membatik, sepeda tua alat pengangkut batik (dari masa Sri Sultan Hamengkubuwono VIII sampai dengan Sri Sultan Hamengkubuwana X). Koleksi batik yang dipamerkan merupakan hibah dari trah Sri Sultan serta hibah dari pengusaha dan pecinta batik di Yogyakarta. Dari museum ini kita akan menjumpai sejumlah motif batik yang dipakai dalam sebuah upacara karaton. Batik Kraton Yogya memiliki ciri khas warna utama: putih, hitam dan coklat.
c.    Museum kristal dan kerajinan
Museum ini terletak di tengah kompleks museum-museum kraton. Museum ini menyimpan berbagai koleksi kristal milik kraton, terbagi dalam dua ruang. Ruang pertama berisi koleksi pot bunga dari keramik peninggalan Sri Sultan Hamengkubuwana VIII, jam meja, lampu duduk, berbagai macam guci, lampu listrik dan hiasan meja dari keramik. Ruang kedua berisi gelas-gelas kristal, tempat buah, tempat keju dan selai dari kristal polos, hiasa meja, pot bunga, guci, jam berkerangka marmer, perlengkapan kamar mandi, tempat sayur dari porselen, cangklong (pipa rokok dari gading dan kayu), tempat make up, kaca rias dari kuningan dan tempat permen.
d.    Museum Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
Berisi benda koleksi peninggalan Sri Sultan Hamengkubuwono IX, antara lain meja tulis, cinderamata, foto, lukisan, beberapa penghargaan seperti medali, tanda jasa dan surat-surat keputusan Presiden RI (termasuk penganugrahan pahlawan nasional untuk Sri Sultan Hamengkubuwana IX). Selain itu juga terdapat koleksi memorabilia lain seperti foto-foto semasa kecil hingga meninggal dunia, koleksi mobil-mobilan, peralatan masak dan perlengkapan minum, bumbu dapur dalam satu almari, buku-buku, baju-baju, alat-alat untuk menunjang hobi seperti fotografi dan foto-foto karyanya, kepanduan, dan koleksi kliping koran dan seperangkat tahta raja dan seperangkat regalia dan bendera yang secara khusus diletakkan dalam museum ini.
2.7 Kasongan
2.7.1 lokasi kasongan.

Desa WIsata Kasongan terletak di pedukuhan Kajen, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Jika Anda berangkat dari Kota Yogyakarta, maka pergilah ke arah selatan hingga menemukan perempatan Dongkelan (perempatan Ring Road Selatan - Jalan. Bantul). Pilihlah jalan ke arah selatan melewati Jalan Bantul ini. Perjalanan dari perempatan Dongkelan ini hanya memakan waktu sekitar 10 menit atau 20 menit dari pusat kota. Jika telah sampai di desa wisata Kasongan, Anda akan disambut oleh sebuah gerbang masuk ke desa wisata tersebut.
2.7.2 sejarah kasongan.
Desa wisata Kasongan merupakan daerah pemukiman para kundi, atau buyung atau gundi, yang artinya orang yang membuat sejenis buyung, gendi, kuali, dan lainnya yang tergolong peralatan dapur, juga barang hiasan yang terbuat dari tembikar atau tanah liat.
Hingga saat ini Desa Kasongan menjadi salah satu tujuan desa wisata di Yogyakarta yang banyak diminati oleh wisatawan. Deretan show room atau rumah-rumah galeri di desa wisata Kasongan ini menawarkan barang-barang kerajinan dari gerabah serta dari bahan lainnya seperti guci, pot bunga, lampu hias, miniatur alat transportasi (becak, sepeda,  mobil), aneka tas, patung, souvenir untuk pengantin, serta hiasan lainnya yang menarik untuk dipajang di rumah.
Salah satu patung yang legendaris di Desa Kasongan adalah patung Loro Blonyo. Loro Blonyo adalah patung sepasang pengantin yang dipercaya akan memberikan keberuntungan jika ditaruh di dalam rumah. Kita bisa menjumpai patung ini dalam berbagai pose. Patung ini pertama kali dikenalkan oleh Galeri Loro Blonyo yang diadopsi dari patung pengantin milikKraton Yogyakarta.
Jika Anda tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang proses pembuatan kerajinan gerabah tersebut, maka beberapa galeri menawarkan kursus singkat untuk Anda ikuti. Anda juga bisa melihat proses pembuatan gerabah di beberapa rumah produksi.
2.7.Keunikan kasongan.
PATUNG ARTISTIK
Di tangan seniman Jogja, patung sebagai kerajinan seni tampak hidup dan menyemarakkan taman atau rumah Anda. Patung Semar dan Punakawan, Buddha, atau macam binatang bisa jadi pilihan. Namun yang paling menarik adalah patung sepasang kekasih “loro blonyo” dan wuwung semacam hiasan atap rumah yang jadi favorit wisatawan. Coraknya sangat berseni dan berkelas.
HARGA yang MURAH
Harga gerabah di Kasongan tergantung tingkat kesulitan produksinya dan besar kecilnya keramik antara lima ribu rupiah hingga jutaan rupiah. Keramik paling murah berupa souvenir tempat pensil, asbak, wadah lilin, dan patung mini.

Maka dapat disimpulkan bahwa tempat-tempat pariwisata yang ada di jogja itu sangat banyak,dan kita harus senantiasa menjaga serta merawatnya agar tetap asri seperti aslinya.agar menarik para wisatawan untuk berlibur ke Yogyakarta
Selain itu,kota Yogyakarta yang menawan itu tidak harus kita tambahkan dengan budaya-budaya barat yang kita rasa sangat bagus atau trend.tapi justru itu salah,kita harus tetap menjaga budaya asli  jogja itu sendiri agar mempunyai keaslian yang khas dimata dunia.
Yogyakarta merupakan salah satu kota favorit para wisatawan untuk berlibur dan menghabiskan sisa waktu istirahatnya di tempat-tempat wisata yang ada di jogja.walaupun banyak cerita-cerita mistis  yang beredar di masyarakat luas,para wisatawan tetap antusias menikmati tempat-tempat pariwisata yang ada di jogja.
Yogyakarta disebut kota pelajar karena kualitas pendidikan di kota Jogja sudah terjamin kualitasnya. Kota Jogja disebut kota pelajar karena di daerah Jogja juga terdapat fasilitas sekolah dan universitas yang megah, berkualitas, terjamin mutunya dan sudah terakreditasi secara baik didunia pendidikan Indonesia.
Budaya mungkin di Indonesia mungkin bermacam-macam dan beragam sekali di Indonesia. Mungkin salah satu budaya di Indonesia adalah budaya Jawa. Budaya tersebut masih sangat erat hubungannya dengan kota Jogja. Maka dari itu,Yogyakarta juga disebut dengan kota budaya dan berbudaya.

   Sebagai generasi muda dan sebagai salah satu pengunjung di objek wisata,penulis menyarankan kepada :
-Pemerintah, khususnya pengelola objek wisata agar meningkatkan pelayanan pada para wisatawan dan menjaga kelestarian objek-objek wisata .Serta berinovasi agar ada penambahan wahana wisata baru untuk mengikuti perkembangan wahana wisata diluar agar wisatawan betah karena ini merupakan devisa.
    -Generasi muda Indonesia,agar mau menjaga dan melestarikan tempat-tempat wisata terutama yang berbasis budaya dan religi. Karena Negara kita dikenal sebagai Negara yang beranekaragam namun bisa hidup berdampingan dengan latar belakang yang berbeda.

-Pasilitas pasilitas yang masih kurang, sebaik nya di tambahkan.

-Fasilitas yang sudah rusak sebaiknya diperbaiki dan dalam pengurusan lebih di tingkatkan.

Comments

Popular posts from this blog

contoh proposal asistem aplikasi jasa laundry

Naskah Drama Bahasa Sunda

penjualan